Translate This Website

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Jumat, 16 September 2011 0 comments

Menggugah Semangat Nasionalisme

Pernahkah terbesit dalam pikiran kita kenapa kita harus cinta tanah air?
      Mungkin pertanyaan itu selalu terbesit dalam pikiran kita dituntut untuk lebih mencintai tanah air Indonesia. Tapi sebagian besar dari kita hanya akan mempertanyakannya tanpa berusaha mencari tahu jawabannya.
     Tanpa kita sadari sama sekali bahwa cinta tanah air sangatlah diperlukan untuk tetap bisa mempertahankan negara yang telah 66 tahun merdeka ini agar tidak terjajah lagi. Jika kita berkelana ke masa lampau saat Negara terjajah lebih dari 350 tahun, kita bisa merasakan betapa pentingnya rasa patriotisme untuk ditanamkan dalam-dalam dihati dan sanubari kita,
      Tiga setengah abad bukanlah waktu yang singkat untuk bangsa kita bisa bangkit dan mengejar ketertinggalan dari Negara-negara lain. Orang-orang Indonesia dulu bahkan harus merasakan penderitaan berat yang berkepanjangan.
      Pernahkah kita berfikir mengapa betapa lama bangsa kita yang besar ini dijajah oleh bangsa-bangsa asing ?
      Salah satu penyebabnya adalah belum tumbuhnya rasa nasionalisme bangsa atas satu kesatuan. Masih begitu kental rasa kedaerahan masing-masing. Ego dan golongan masih jadi urat nadi. belum tumbuhnya rasa nasionalisme yang kuat untuk membela dan berjuang atas nama bangsa, karena setiap daerah hanya memikirkan nasibnya sendiri agar bisa lepas dari penjajah ataupun menjadi koloni penjajah agar tidak merasa sengsara. Perlawanan-perlawanan yang diberikan masih bersifat kedaerahan dan organisasi-organisasi yang terbentuk masih mengedepankan masing-masing (golongan). Karena itulah, dengan mudahnya sang penjajah ongah-pongah mengeruk kekayaan bumi Indonesia tercinta.
      Barulah saat Indonesia bersatu, kita bisa mengusir penjajah bangsa ini. itulah mengapa kemerdekaan begitu berarti bagi rakyat. Begitu sulitnya para pejuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Beribu-ribu nyawa telah meninggal demi Negara ini.
      Tahun demi tahun setiap tanggal 17 Agustus selalu diadakan upacara bendera. Selain itu kita juga mengadakan berbagai macam lomba. Ada beragam bentuk dan banyak cara yang diekspresikan masyarakat Indonesia. Cara  yang sangat klasik diantaranya menghias desa, memasang bendera, dan umbul-umbul, mengadakan perayaan misalnya pawai, karnaval dan pameran produk-produk lokal dan nasional seperti makanan, pakaian dan kerjinan.
      Masyarakat juga mengadakan lomba-lomba yang menarik seperti balap karung, panjat pinang, tarik tambang dan banyak permainan seru lainnya. Para remaja kita juga begitu antusias untuk merayakan  kemerdekaan bangsa ini bahkan jauh hari sebelum hari-H. Mereka begitu antusias menggalang dana demi terlaksananya perayaan kemerdekaan ini kepada warga desa sekitar maupun kepada para pengemudi di jalan-jalan.
      Pada puncaknya saat acara tersebut telah terlaksana, para rencana larut dalam suasana gembira. Penuh gelak tawa. Mereka bersama-sama tersenyum lebar, tertawa terpingkal-pingkal, berjingkrak-jingkrak, melonjak kegirangan, bertepuk tangan, bernyanyi dan semua ekspresi gembira lainnya.
      Dalam keadaan seperti ini kita dapat menangkap potensi kebersamaan dan nasionalisme para remaja kita. Tak ada yang salah dengan ekspresi yang dilakukan, namun apakah aktivitas dan ekspresi mereka sama besar dengan semangat nasionalisme yang dimiliki ketika 17 Agustus berlalu ? Apakah mereka benar-benar bisa merasakan pengorbanan para pahlawan bangsa kita ?
      Salah satu yang bisa diteliti adalah keberadaan remaja sebagai tulang punggung penerus bangsa. Jalan kehidupan dan sikap serta cara berpikir remaja kita tidaklah sepadan. Para remaja tentu memiliki rasa nasionalisme sendiri-sendiri. Dari yang total, setengah-setengah atau bahkan tidak sama sekali.
      Yang naif, sebagian besar remaja kita, jika kita renungkan telah mengalami krisis dan degradasi nasionalisme. mereka lebih menggandrungi gaya hidup kebarat-baratan. Selain itu mereka cenderung bersikap apatis terhadap masalah lingkungan dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Bahkan, bersikap individualis sudah mulai membudaya sehingga muncul jargon "urusanmu-urusanmu, selesaikan sendiri". Ini jelas bukan ciri khas budaya bangsa yang mengedepankan rasa tenggang rasa dan gotong royong.
      Apa jadinya jika bangsa kehilangan sifat nasionalisme dari generasi mudanya ? mungkin yang terjadi adalah penjarahan terhadap kekayaan alam oleh bangsa asing, hilangnya pulau-pulau kecil di perbatasan wilayah serta rusaknya generasi muda oleh bangsa asing. Dan yang lebih parah, tak ada lagi warga Negara Indonesia yang menganggap mereka punya kekhasan budaya, sebutan budaya asli Indonesia juga dianggap udik atau tradisional. Semua menganggap dirinya warga westernis yang belum jelas baik dan buruknya.
      Nah sobat bangsa...?
      Saatnya kita berperan aktif dalam menjaga kedaulatan bangsa ini dengan menumbuhkan rasa patriotisme dalam diri kita. kita bisa memulai dari hal-hal kecil misalnya dengan rajin belajar dan menjadi generasi pintar kebanggaan bangsa.
     Oleh karena itu, mari kita cintai negeri ini dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan raga kita, agar pengorbanan para pejuang bangsa tidak sia-sia dan Sang Merah Putih dapat berkibar dengan gagahnya. Ayo kita peringati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66  ini dengan semangat berlipat, belajar dengan ikhlas memaknai arti merdeka, dan terus lanjutkan cita-cita luhur pahlawan negeri.
MERDEKA!!!!

My Music

 
;